Oleh Lina Hernawati, S.Pd., M.Pd.
(Guru Biologi SMA N I Luragung-Kuningan)
Berbicara mengenai materi dalam pelajaran biologi, tentunya civitas akademkia tidak akan asing lagi dalam mengenal beragam materinya, sebut saja Klasifikasi makhluk hidup, materi tersebut sangat detail menggambarkan tingkatan pengelompokannya mulai dari monera, protista, fungi, plantae hingga animalia. Ditemukan lagi pada jenjang berikutnya, kita mengenal sel, jaringan, dan berbagai sistem pada makhluk hidup, serta masih banyak materi tingkat berikutnya yang ikut meramaikan materi biologi.
Berbagai aktivitas yang sudah menjadi keseharian di kalangan pelajar, tentu sudah bukan hal asing lagi, di antaranya harus mengikuti PTS, UAS, dan banyak ujian lainnya. Dalam perjalanannya tentu pelajaran bilogi sudah menjadi bagian dari aktivitas uji kompetensi. Hal ini terkadang sudah menjadi sesuatu yang lumrah dan terbiasa, ketika menemukan ujian dan pelajaran biologi di depan mata, banyak di antara pelajar sudah memvonis “Biologi harus menghafal”. Dari fenomena tersebut lantas hal apa yang seharusnya dilakukan?
Sebetulnya banyak hal yang bisa kita lakukan, terkadang tanpa kita sadari lingkungan di sekeliling kita seringkali memberikan energi positif, contohnya saja, sesekali kita pernah mendengar teman atau guru kita menyebutkan nama latin misalnya dengan kalimat, siang ini terik sekali ya…, enak rasanya jika makan Mangivera indica”, sekilas memang terdengar hebat ya…, namun sekali lagi pemahaman tersebut tidaklah instan dan tidak mungkin terdengar lues pengucapannya.
Shelena dalam ruang guru, menjelaskan bahwa “belajar itu tidaklah instan”. Hal ini dikarenakan adanya short term memory dan long term memory pada otak kita. Kapasitas short term memory kita terbatas, jadi andaikan kapasitas short term memory kita terdapat tujuh slot dan kita paksakan satu slot lagi untuk masuk ke dalam memory kita, maka kemungkinan ada memory yang terbuang. Hal ini bisa dicontohkan ketika kita mempelajari pelajaran dalam sistem kebut semalam “SKS”, maka tidak menutup kemungkinan pada saat kapasitas short term memory otak kita telah penuh, maka materi yang kita masukan dengan cepat akan cepat pula terbuang, dan alhasil akan sia-sia. Karena itu pula materi yang tersimpan lama adalah materi yang telah lama dipelajarinya.
Jadi ketika kita menghadapi test apapun, dan merasa kurang maksimal dalam menjawabnya, sebaiknya kita analisis cara belajar kita, mungkinkah sistem kebut semalam dilakukan oleh kita sebelum ujian?
Shelena menjelaskan ada beberapa kegiatan yang bisa kita lakukan untuk mempersiapkan diri kita agar bisa memahami pelajaran biologi sebagai bentuk dukungan terhadap kerja memori pada otak, yakni long term memory antara lain:
1. Mulailah bilang No untuk “SKS”, karena cara ini hanya mendukung terbentuknya short trem memory pada otak kita.
2. Terampil memanfaatkan media secara kontinu, saat ini banyak media yang menyajikan fitur-fitur edukasi yang bisa dengan mudah diakses, hal ini bisa mempermudah pemahaman yang mendalam dari pembelajaran yang belum bahkan sudah diberikan.
3. Memanfaatkan banyak warna untuk memperjelas catatan, hal ini berkaitan dengan fungsi otak lebih suka bekerja dengan hal-hal yang menarik dan unik, keberagaman warna dalam memeprtegas catatan, salah satu upaya kita dalam memperpanjang ingatan kita pada materi yang tengah dipelajari.
4. Terampil menggunakan teknik hafalan jitu dengan “Jembatan Keledai”, bagi beberapa materi yang harus dihafalakan, tentunya kita harus mempunyai cara jitu untuk memberikan kemudahan kepada kita, agar materi terasa ringan dan mudah dipahami. Lebih lanjut Shelena memberikan contoh, misalnya untuk menghafal berbagai makro nutrient yang dibutuhkan oleh tumbuhan, contohnya KAKA SUKA MAIN PISTOL AIR dapat diterjemahkan antara lain (Kalium, Kalsium, Sulfur, Karbon, Magnesium, Nitrogen, Phosfor, Hidrogen, dan oksigen).
5. Membuat diagram Alir untuk materi yang memiliki banyak konsepnya, misalkan materi yang terkait dengan sistem pada tubuh, terutama dalam kompetensi prosesnya, diagram alir haruslah dilakukan dengan cara membaca perlahan, lalu berikan skema pemahaman agar bisa memuat konsep bacaan yang telah dilakukan.
6. Biologi tidak terlepas dengan bahan latinnya, maka cara jitu belajarnya yakni dengan memahmai bahasa latin dari seiap katanya, misalnya amuba bergerak dengan Pseudopodia maka kita dapat memulai memahami setiap katanya, diawali dari pseudo artinya semu dan podia adalah kaki, maka dapat diartikan bahwa amuba bergerak menggunakan kaki semu.
7. Buat kondisi belajar sesuai ala pribadi, hal ini penting dilakukan karena setiap manusia memiliki tingkat kenyamanannya masing-masing, termasuk kondisi belajar seperti apa yang kita inginkan untuk memudahkan pemahamannya dalam menguasai pelajaran.
Demikian tujuh tips yang bisa dilakukan oleh kita sebagai civitas academkia, khususnya dalam memahami pelajaran biologi. Dari tulisan ini mudah-mudahan dapat sedikit menggugurkan bahwa anggapan memahami pelajaran biologi sangatlah sulit dan haruslah dihapalkan. Namun dengan penerapan ketujuh langkah tersebut diharapkan adanya sedikit pencerahan, bahwa apapun materi pelajarannya khususnya pelajaran biologi, selama kita memiliki cara baik untuk memahaminya, maka yakinlah dampak positif akan ditemukan.
0 Komentar
Untuk mengirimkan komentar silakan login terlebih dahulu!