Oleh Aan Amelia, S.Pd.
(Guru BK SMAN 1 Luragung)
Lulus dari SMA seperti sebuah pencapaian akhir bagi beberapa orang siswa. Dari hasil observasi penulis dengan beberapa siswa, beberapa siswa ada yang memandang bahwa kehidupan setelah lulus dari SMA akan lebih menyenangkan dibandingkan ketika saat di SMA. Tidak ada lagi tugas, tidak ada lagi omelan guru yang mengingatkan untuk segera mengumpulkan tugas, tidak ada lagi ulangan dadakan, tidak harus bangun pagi untuk berangkat ke sekolah agar tidak terlambat, dan hal lainnya yang membuat mereka jenuh. Ada siswa yang belum menyadari bahwa setelah lulus SMA mereka akan menghadapi berbagai tantangan yang mungkin lebih sulit & lebih kompleks dibanding permasalahan mereka ketika di SMA dulu.
Setelah kelulusan, itulah waktunya untuk memulai ”The Real” kehidupan. Siswa harus berjuang untuk masa depannya & harus lebih mandiri dibandingkan ketika dia SMA. Mau dibawa kemana? Mau Bagaimana? Siswa harus bisa menentukan arah jalan hidupnya setelah lulus yang pastinya akan berpengaruh pada masa depannya kelak. Tidak sedikit siswa yang kebingungan menentukan arah setelah lulus SMA. Ada keinginan untuk kuliah namun bingung menentukan pilihan jurusannya. Ada yang ingin langsung bekerja tapi tidak tahu harus menyiapkan apa dan melamar pekerjaan kemana.
Agar tau tujuan setelah lulus SMA, terlebih dahulu siswa harus memahami dirinya sendiri. Potensi apa yang ada dalam dirinya. Kelebihan dan kekurangannya, arah minatnya, juga peluang dan ancaman yang dia miliki untuk merencanakan masa depan karirnya. Sesuai dengan tujuan Bimbingan dan Konseling dalam lampiran Permendikbud No. 111 Tahun 2014 yang menyatakan bahwa salah satu tujuan layanan bimbingan dan konseling adalah membantu konseli agar mampu merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir dan kehidupannya di masa yang akan datang.
Teknik bimbingan yang bisa digunakan oleh guru Bimbingan dan Konseling untuk membantu siswa dalam mengembangkan strategi dalam perencanaan karirnya yaitu analisis potensi diri melalui analisis S.W.O.T. Analisis SWOT adalah teknik analisis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Teknik ini biasanya diterapkan disuatu perusahaan atau organisasi yang digunakan untuk menganalisa pertumbuhan perusahaan beserta tolak ukur keberhasilannya. Sementara dalam proyek, analisis SWOT dapat digunakan untuk memastikan seberapa baik kinerja sebuah proyek berdasarkan proyeksi di awal (Maria Tri Handayani, 2021).
Teknik ini bisa dimodifikasi untuk menganalisis potensi diri serta faktor lainnya yang dibutuhkan dalam pembuatan strategi perencanaan karir. S.W.O.T dapat diuraikan menjadi:
1. S adalah Strength yang artinya kekuatan. Bisa dimaksudkan sebagai kelebihan-kelebihan yang seseorang miliki dalam dirinya. Bisa dalam bidang akademik/non akademik, dalam hal fisik maupun kepribadian.
2. W adalah Weakness yang artinya Kelemahan. Bisa dimaksudkan sebagai kelemahan/kekurangan yang seseorang miliki dalam dirinya. Bisa dalam bidang akademik/non akademik, dalam hal fisik maupun kepribadian.
3. O adalah Opportunities yang artinya peluang yang berasal dari luar diri individu yang dapat digunakan untuk membuat perbedaan pada kemampuan saat bersaing. Peluang ini bisa disebut sebagai faktor eksternal yang mendukung pencapaian individu.
4. T adalah Threats yang artinya ancaman. Factor ini merujuk pada segala hal yang menimbulkan resiko atau bisa disebut sebagai tantangan/hambatan dalam pencapaian individu. Kedua faktor ini adalah hal eksternal yang bersumber dari luar diri individu namun akan berpengaruh pada perencanaan & pencapaian karirnya. Siswa harus memanfaatkan peluang yang dimilikinya dan melindungi dirinya dari ancaman yang ada.
Hasil analisis 4 faktor ini memang tidak secara pasti menentukan kesuksesan seseorang tetapi tentunya akan membantu individu dalam membuat strategi penentu masa depan dalam keberlangsungan karirnya setelah lulus dari SMA. Setelah siswa mampu menganalisis faktor S.W.O.T ini, siswa akan lebih mudah menentukan tujuan/targetnya ke depan. Selain itu siswa dapat mengarahkan dan mengembangkan diri sesuai potensinya dengan mempertimbangkan peluang dan tantangan yang ada disekitarnya. Hal ini juga sejalan dengan asas kemandirian dalam bimbingan dan konseling yaitu mendorong peserta didik agar mampu mengambil keputusan pribadi, sosial, belajar, dan karirnya secara mandiri. Bimbingan dan konseling diarahkan untuk membantu peserta didik agar dapat melakukan pilihan dan mengambil keputusan serta merealisasikan keputusannya secara bertanggungjawab.
0 Komentar
Untuk mengirimkan komentar silakan login terlebih dahulu!